Kampung Inggris Pare  Kediri:Gambaran dan Sejarah Singkatnya - Waktu mendengarkan kata “Kampung  Inggris” sesaat mungkin anda akan mengira bahwa itu merupakan sebuah kampung  yang banyak orang-orang bulenya dan selalu berbicara menggunakan bahasa Inggris  dikampung itu. Atau mungkin juga membayangkan semua orang mulai dari anak-anak  hingga orang tua, dari penjual bakso hingga penjual soto ngomongnya cas cis cus  memakai bahasa Inggris. Paling tidak seperti begitulah yang telah banyak  diberitakan oleh media massa baik itu media cetak maupun media elektronik.  Memang beberapa diantaranya ada yang benar, tapi tidak semua dari pemberitaan  media tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada, bahkan kesannya ada yang  dilebih-lebihkan dalam memberitakan. Kami harap artikel ini bisa memberikan  sedikit gambaran perihal Kampung Inggris, seperti apa sejarahnya dan  mengkoreksi beberapa anggapan yang terlanjur kurang benar. 
    
  
    Pertama-tama kita awali  dengan sebutan “Kampung Inggris”. sebutan ini secara konkrit bukanlah nama  resmi sebuah desa atau wilayah. “Kampung Inggris” hanyalah julukan atau sebutan  untuk sebuah perkampungan yang letaknya di sepanjang Jalan Anyelir, Brawijaya,  dan Kemuning di Desa Singgahan dan Desa Tulungrejo di Kecamatan Pare Kabupaten  Kediri Provinsi Jawa Timur. Sebuah kampung kecil dengan suasana damai, berhawa  nan sejuk, dan jauh dari bisingnya kota. Dan yang harus diperjelas adalah bahwa  penduduk yang tinggal disitu adalah penduduk Indonesia suku jawa asli. Jadi  kampung inggris, bukanlah sebuah kampung tempat dimana orang-orang bule  tinggal. Kemungkinan satu atau dua orang bule yang ada disana sih ada. Kalo pun  ada orang bule yang tinggal di kampung inggris, mungkin wisatawan yang mampir  menyumbangkan ilmu mengajar bahasa inggris atau jadi native speaker di beberapa  kursusan bahasa inggris setempat. Yang jelas, mitos, anggapan, atau berita yang  mengatakan bahwa di kampung inggris pare adalah tempat tinggal orang-orang bule  itu adalah hal yang tidak benar. 
    
  
    Tetapi sebutan “kampung  inggris” yang diberikan untuk kampung di singgahan dan tulungrejo ini juga  bukanlah tanpa sebuah alasan. sebab memang konon di kampung ini banyak orang  yang berbicara menggunakan bahasa Inggris. Namun bukan dikarenakan bahasa  Inggris merupakan native language (bahasa asli) orang-orang disitu. Melainkan  karena banyak orang di kampung inggris yang bisa berbicara dalam bahasa  Inggris. Di kampung bahasa ini memang banyak sekali terdapat kursusan bahasa  Inggris. Hingga awal tahun 2013, tercatat terdapat setidaknya lebih dari 200  Lembaga Kursus bahasa inggris yang beroperasi di kampung bahasa ini. Bahkan  kampung inggris ini bagaikan telah menjadi sebuah pusat pembelajaran bahasa  Inggris yang terbesar di Indonesia. Dengan begitu banyaknya lembaga kursus  bahasa inggris disana maka tidaklah mengherankan jika banyak orang yang sedang  berbicara menggunakan bahasa Inggris dikampung tersebut, mereka tidak lain dan  tidak bukan adalah para siswa dan tentor dari lembaga-lembaga kursus bahasa  inggris di sana.
    
  
    Bagaimanakah awal ceritanya  dari sebuah perkampungan kecil itu bisa berkembang menjadi sebuah pusat  pembelajaran bahasa Inggris yang terbesar di Indonesia ? Semuan itu berawal  dari ketika didirikannya sebuah lembaga kursus bahasa inggris dengan nama BEC  (Basic English Course) oleh Bapak Kallen (Mr Kallen). Sekalipun nama beliau  seperti nama orang eropa, tetapi beliau adalah orang Indonesia asli dari Kutai  Kertanegara Kalimantan, yang pernah mengaji di tempat Almarhum Ustadz Yazid di  Pare. Pada saat awal berdirinya BEC sarana yang dimiliki sangatlah terbatas,  sebab hanya bertempat di teras masjid yang tujuannya diperuntukkan untuk  anak-anak desa setempat yang kurang menguasai dalam berbahasa inggris. Kemudian  di rumah-rumah yang membolehkan rumahnya dipakai untuk mengajar, dan hingga  pada akhirnya memiliki sebuah gedung sendiri. Begitulah perjuangan Bapak Kallen  yang selalu konsisten dan pantang menyerah sehingga mengantarkan BEC yang kini  menjadi begitu terkenal dan banyak lulusannya yang diakui kualitasnya. Hal  itulah yang mengundang banyak pendatang ke kampung inggris dari seluruh  nusantara untuk belajar berbahasa Inggris disana. Bahkan di BEC sampai  kekurangan tempat untuk menampung para calon siswa baru tersebut.
    
  
    Dari situlah beberapa  lembaga kursus baru mulai tumbuh dan berkembang untuk memenuhi permintaan siswa  baru yang semakin meningkat setiap tahunnya. Beberapa dari lulusan BEC tetap  mengajar disitu sedangkan beberapa lulusan yang lain mendirikan sendiri lembaga  kursus bahasa inggris. Lembaga kursusan yang berdiripun semakin bervariasi  mulai dari segi biaya, metode, program, dan waktu kursusnya. Namun tidak semua  lulusan dari BEC memilih jalan untuk tetap mengajar atau mendirikan kursusan  bahasa inggris sendiri. Mereka ada juga yang berjualan membuka warung,  berjualan bakso, berjualan soto, serta membuka tempat fotokopi dan toko buku.  Dan mereka semua itu bisa fasih berbahasa Inggris. Mungkin dari situlah asal  cerita bahwa bahkan penjual bakso hingga warung soto pun bisa berbahasa  Inggris. Seperti itulah kurang lebihnya gambaran serta sejarah tentang kampung  Inggris pare. Jika masih membutuhkan informasi tentang Kampung Inggris, bisa  dilanjutkan dengan menghubungi VOC English Couser atau Venus Original Camp,  english camp & course di kampung inggris pare kediri yang beralamatkan di:
    Jl.Brawijaya 72 Tulungrejo  Pare Kediri Jatim
    Telephone:
    - 0821  4151 4145
 - 0813  3503 3940
 - 0857  4995 1467
 - 0354-391477
 - 0354-391370
   
    Sumber: Kampung Inggris Pare Kediri:Gambaran dan Sejarah Singkatnya | Sosisikan